Di dunia serba digital ini, ternyata offline marketing masih diperlukan, lho!
Yup, walaupun sepertinya dunia online sudah merajalela, belum tentu semua orang menggunakannya. Bila memang target utama pemasaran Anda merupakan kaum millennial, tentu online marketing menjadi fokus utama bisnis. Namun, apabila target utama Anda adalah pria atau wanita berusia di atas 50 tahun, tentu usia tersebut bukanlah usia yang selalu berada di dunia online, kan? Jadi, offline marketing masih Anda butuhkan untuk target usia ini.
Photo by Rowan Freeman on Unsplash
Sebuah studi menunjukkan bahwa perhatian seseorang terhadap suatu iklan hanya bertahan 8 detik saja. Kecuali jika seseorang tersebut tertarik untuk melihat iklan sampai selesai. Hal ini disebabkan karena gaya hidup digital yang membuat fokus pengguna media menjadi berkurang secara signifikan. Nah, dengan memanfaatkan offline media, Anda bisa memiliki membuat strategi iklan yang lebih matang karena perhatian pengguna media pun bisa lebih banyak dipusatkan.
Bila dunia virtual hanya mengandalkan indra penglihatan dan pendengaran saja, melalui offline marketing Anda bisa memanfaatkan ketiga indra lainnya. Misalnya, produk yang Anda tawarkan berupa makanan. Tentu jika diiklankan melalui media sosial saja, para calon konsumen tidak dapat merasakannya langsung. Berbeda jika Anda melakukan offline marketing berupa promosi tester di supermarket atau pusat perbelanjaan. Tentu para calon konsumen bisa langsung membuktikan bahwa produk Anda benar-benar enak dan langsung mau membelinya, bukan? Jadi, jangan buru-buru untuk meninggalkan offline marketing, ya!