Desa Panglipuran, salah satu dan hidden gem objek wisata yang wajib Anda kunjungi di Bali!
Desa ini dinobatkan sebagai desa ketiga terbersih di dunia setelah Giethoorn di Belanda dan Mawlynnong di India. Masyarakat desa ini sangat menjaga tradisi dan adat istiadat nenek moyang dengan ketat, tradisi dan adat istiadat tersebut termasuk menjaga kebersihan lingkungannya. Jadi jangan heran kalau setiap 30 meter Anda akan menemukan tong sampah agar orang tidak membuang sampah sembarangan.
Photo by Ruben Hutabarat on Unsplash
Masyarakat Panglipuran juga percaya dengan Tatanan Ruang Trimandala, yang artinya tri adalah tiga, dan mandalaadalah zona. Dengan kata lain Trimandala berarti tiga zona yang mempunyai tingkat fungsi dan kesucian yang berbeda.
Photo by Ruben Hutabarat on Unsplash
Photo: Wonderful Indonesia
Tempat ini memiliki luas sebesar 112 hektar, 40% dari luas desa ini merupakan hutan bambu yang dibiarkan tumbuh secara alami mengelilingi desa, yang juga tumbuh di daerah resapan. Masyarakat Desa Panglipuran sangat menjunjung tinggi dan menjaga keseimbangan antara alam dengan manusia. Sehingga hutan bambu tersebut dibiarkan tumbuh secara alami dan menjadi manifestasi mereka.
Ditetapkan sebagai desa konservasi sejak tahun 1980-an, di mana seluruh masyarakat Desa Panglipuran sangat menjaga dengan ketat tradisi, adat istiadat, dan budaya nenek moyang mereka hingga saat ini. Walaupun demikian, mereka tidak kaku dan sangat terbuka dengan kebudayaan lain. Itulah yang disebut dengan filosofi Kalapatra.
Photo by Ruben Hutabarat on Unsplash
Desa ini sangat mengedepankan hak dan pemberdayaan perempuan. Di desa ini melarang pria yang sudah menikah untuk memiliki istri lebih dari satu, karena hal tersebut dianggap sebagai dosa yang besar. Jika ada yang melanggar peraturan ini, maka ia akan dikucilkan dan harus menempati kawasan khusus bernama Karang Memadu. Apalagi merayakan pernikahan dengan istri kedua, seorang pria sudah pasti akan diusir dari desa ini. Dengan adanya pelarangan poligami, hak-hak perempuan terlindungi dan juga terjamin.
Nah, buat Anda yang ingin stay lebih lama dan ingin lebih mengenal kebudayaan setempat, desa ini juga memiliki pilihan homestay atau guest house dengan harga yang terjangkau. Harga per malam homestay di sini rata-rata dibandrol sebesar Rp500,000,- per malam sudah termasuk sarapan pagi. Keuntungan yang bisa Anda dapatkan saat menginap di Panglipuran, Anda dapat menemukan dan merasakan budaya adiluhung masyarakat adat desa ini yang tidak Anda temukan di tempat lain. Jadi, bila Anda sedang berlibur ke Bali jangan lupa masukan Desa Panglipuran ke dalam daftar “Must Visit Place in Bali”.