Sebelum sekarang, inilah 12 nama untuk sebutan Jakarta
Sejarah dari nama yang pertama ini berasal dari Kota Jakarta yang dahulu merupakan sebuah pelabuhan Kerajaan Sunda yang berlokasi di muara Sungai Ciliwung. Sunda Kelapa menjadi pintu masuk berbagai barang dagang yang dibawa oleh kapal asing dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan Timur Tengah yang kemudian ditukar dengan rempah-rempah yang diburu oleh berbagai negara.
Nama Jayakarta diberikan oleh Fatahillah, yakni seorang tokoh yang berhasil mengusir bangsa Portugis yang dahulu menduduki pelabuhan Sunda Kelapa. Jayakarta sendiri berarti “kota kemenangan”. Kota ini disebut dengan nama Jayakarta mulai dari tahun 1527-1619.
Setelah bangsa Portugis, datanglah bangsa Belanda ke Jayakarta pada akhir abad ke-16. Pemimpin kongsi dagang Belanda, yakni VOC, berhasil menduduki Jayakarta setelah mengalahkan pasukan dari Kesultanan Banten. Dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen, nama Jayakarta pun diubah menjadi Stad Batavia atau lebih dikenal dengan Batavia.
Photo by Muhammad Ravel on Unsplash
Sebelum mencapai 3 abad lamanya Belanda menduduki Batavia, ada sedikit perubahan nama kota menjadi Gemeente Batavia. Penggantian nama ini terjadi tepatnya pada tahun 1905.
Pada 30 tahun kemudian, yakni tahun 1935 pemerintah saat itu mengganti nama Gemeente Batavia menjadi Stad Gemeente Batavia.
Setelah Belanda, giliran Jepang yang menduduki Batavia pada tahun 1942. Setelah pemerintahan Jepang berjalan, nama kota pun diubah menjadi Djakarta Tokubetsu Shi.
Tahun 1945, tepatnya satu bulan setelah kemerdekaan, nama Djakarta Tokubetsu Shi berganti lagi menjadi Pemerintah Nasional Kota Djakarta dengan Walikota Soewirjo sebagai walikota pertamanya.
Karena masih dipimpin oleh seorang walikota, tahun 1959 Pemerintah Nasional Kota Djakarta berganti nama menjadi Kotapraja Djakarta. Penggantian nama ini sekaligus menandakan kedudukan Djakarta sebagai daerah swatantra, yakni daerah yang sudah memiliki pemerintahan sendiri.
Setelah berganti nama menjadi Kotapraja Djakarta, beberapa tahun kemudian ada sedikit perubahan nama dengan menambahkan kata “raya” di belakangnya dengan menggunakan ejaan lama. Sehingga nama Ibu Kota di saat itu adalah Kotapraja Djakarta Raja.
Sebelum tahun 1959, Djakarta merupakan kota bagian dari Provinsi Jawa Barat. Kemudian pada tahun 1961, status Djakarta berubah dari yang sebelumnya kotapraja yang dipimpin oleh walikota menjadi daerah tingkat satu (Dati I) yang dipimpin oleh gubernur. Nama Djakarta pun berganti menjadi Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya.
Nah, inilah nama yang kita semua kenal saat ini. Penggantian nama kota menjadi Jakarta terjadi pada tahun 1964 saat kota ini ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara Indonesia melalui UU No. 10 Tahun 1964.
Nama yang terakhir ini merupakan sebutan untuk pemerintah daerah Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berada di tingkat provinsi dengan 6 wilayah yang terdiri dari 5 wilayah kotamadya dan 1 kabupaten administratif yakni Kepulauan Seribu.